Siang hari, sewaktu panas dan capai menyengat badan tentu apalagi yang pas buat perut yang terasa lapar-laparnya, tentu yang menjadi pikiran kita saat itu pastilah makan makanan yang banyak kuahnya, makanya ketika saya dan Non masuk rumah makan yang pertama dan yang menjadi incaran adalah makanan yang banyak kuahnya.
Makanan yang banyak kuahnya itu biasanya ada di makanan yang gak jauh-jauh dengan soup, maka ketika disodorkan menu makanan langsung saya cari soup dan ketemulah saya dengan SUP SEHAT yaitu sup yang isinya terdiri dari otot sapi dicampur dengan bumbu-bumbu yang khas dan ditambah kuah. Saya tertarik dengan soup ini selain tentu makanan ini banyak kuahnya juga karena makanan ini dalam daftar makanan disajikan dengan wadah / tempat dari pohon bambu [ bumbung pring dalam bahasa jawa ].
Melihat sajian makanan di buku menunya saya dengan Non berharap menemukan sensasi lain daripada yang lain dari sebuah makanan yang bernama sup sehat ini, tetapi setalah disajikan dan saya mecoba mencicipi ternyata rasanya tidak seperti apa yang diharapkan, malah cenderung biasa tidak ada bedanya dengan sup yang pernah kita sebelum-sebelumnya, justru ditempatkan dalam tmpat yang terbuat dari pohon bambu [bumbung] maka secara perlahan aroma bumbung ini juga masuk dalam masakan ini.
Dan yang lebih tidak mengenakkan lidah, oto sapi yang ada di dalam kuah ini, sepertinya sangat empuk dan terkesan klenyer-klenyer ketika saya makan, jadi terkesan kelamaan masaknya otot ini dalam kuah.
Kesebelan saya waktu itu tidak hanya berhenti sampai disitu saja, selain makanan yang bikin ganjel di ati, minuman yang saya pesanpun malah menambah kekesalan hati saya juga, mengapa tidak ? karena es yang namanya sungguh menggairahkan ini : SUNSET PARADISE tersebut rasanya sedikitpun tidak seenak perkiraan saya, yaitu minum laksana menikmati suset di pagi hari, sungguh malah rasanya didominasi rasa asam jeruk, wis pokoknya asem campur manis but tidak enak dirasakan, meskipun saya sudah mencoba untuk minta ditambahi rasa manisnya, namun rasanya tetep tidak merubah rasanya, masih tetep asem jeruk walau tidak begitu menyengat di lidah ini. kalau penjelajah jajan masih merasa penasaran dengan minuman atau makanan yang saya pesan tadi, bolehlah mancobanya di resto
Tak ketinggalan selain pesanan saya tadi, Non juga memesan makanan kesukaan dia, yaitu mia ayam, hanya disini tersaji dengan nama Mie Ayam Kecap. Seperti mie ayam yang lain, cita rasa mie tidak akan banyak berubah dari mie yang lain, dan biasanya Non ini kalau sudah ketemu makanan yang namanya mie ini akan langsung disantap dan dihabiskan tanap sisa sedikitpun, sak kuah-kuahnya diseruput habis, tapi yang ini....... saya mulai awal sudah melirik makannya dia, kelihatan masih dirasa-rasa, tidak langsung dutelan di amsukkan dalam perut, dan benar sudah perkiraan saya, kalau ternyata Non merasakan mie ini tidak cocok dengan seleranya, sehingga sampai batas akhir makannnya dia tidak habis menyantapnya, malah hanya sebagian saja yang masuk dalam perutnya, tupun karena merasa eman-eman wong sudah dipesan tapi kok ndak dimakan.
wis jan komplit sudah sial kita siang itu dengan santapan siangnya, Sup sehat yang tidak sehat, minuman yang amburadul rasanya dan mie yang katanya rasanya ndak ngalor ndak ngidul....wah capek deh siang ini, ya terpaksa sampai rumah kami makan lagi, lha wong masih lapar karena jalan-jalan di plaza itu.
regone pasti larang... :P
BalasHapusAku baru tahu sup sehat dengan tampilan seperti itu.Aku pernah makan malah isinya jamur semua, tapi bikin anget di badan.
regone sih ora arang-larang banget, tapi sup dengan isi urat sapi ini, bikin gelo ati mbak...
BalasHapuspiringnya ganti bambu...?.......
BalasHapusketoke pringe kekandelen.......nyendoknya gimana tuh..??