28/12/09

Getuk, Si Manis Dari Magelang




Getuk isine seko telo
Yen ra petuk atine dadi gelo
........................
........................

Itulah sepenggal bait dari lagu lawas yang berjudul GETUK. Hampir semua orang akan mengenal jenis makanan ini, dan akan menjawab Getuk jika orang akan menanyakan makanan asli apakah dari Magelang
Oleh karena terkenalnya maka getuk di kota ini seakan menjadi trade marknya dari kota Magelang, sehingga orang belum lengkap pergi ke kota kecil di Jawa Tengah ini jika belum mencicipi atau membawa oleh-oleh Getuk. Getuk dalam tahun-tahun yang lalu selalu mengalami perkembangan, terutama dalam hal penyajiannya. sebut saja Getuk TRIO yang konon adalah pelopor pembuatan getuk yang dikemas dalam kotak yang menarik, dan terkenal dengan getuk TRI WARNA ( tiga warna), dan tahun-tahun selanjutnya banyak pengusaha-pegusaha yang tumbuh dan mengembangkan makanan getuk ini, dari yang dulunya makanan ini tidak tahan lama ( karena tidak mengandung bahan pengawet, seperti yang telah d tradisikan oleh perusahaan getuk cap TRIO ), kemudian muncul makanan sejenis diatas dan sudah memberi perbedaan pada keawetan getuk ini di konsumsi, sebut saja getuk cap ECO, dll.

Namun penjelajah rasa jangan lupa, bahwa di Magelang ini terdapat bentuk getuk lain yang sebenarnya jenis getuk ini adalah yang paling tua keberadaanya, daripada getuk yang saya setkan terdahulu, yaitu getuk yang masih asli dan biasanya getuk ini bisa dijumpai di Jl. Pemuda (d/h. Pecinan ) atau didalam Pasar Rejowinangun (sebelum ter/dibakar).



Biasanya getuk ini selain lebih nikmat dan lebih murah, juga dapat mudah dibeli, karena hampir di jalan yang saya sebutkan tadi, ibu-ibu ini menjualnya dengan ramah dan sambutan khas kota Magelang.

Biasanya getuk jenis ini bermacam-macam jenis misalnya, ada getuk Lakar, Getuk Berbetuk Bulat dan getuk warna warni, biasanya untuk getuk jenis tertentu di jual bentuk potongan ( penjual akan memotong jika kita membelinya dan biasanya akan dibungkus dengan daun pisang ).

Dan dalam tahun-tahun terakhir ini, getuk jenis ini sudah ada yang mulai mengubah cara menjualnya, barangkali ingin lebih cantik dan praktis yaitu dengan jalan sudah dikemas dalam bentuk kotak kardus ( seperti dalam foto ), sehingga akan terkesan catik dan menarik, hanya saja karena getuk ini measih mempertahankan tradisi getuk yang tanpa pengawet, maka getuk ini tidak mempunyai waktu yang lama untuk dinikmati, yah...hanya dalam sehari getuk ini dapat bertahan.

Mnurut informasi yang saya dapat, bahwa getuk ini belum banyak diproduksi oleh perseorangan, kalau tidak salah sepanjang pengetahuan saya hanya ada 2 tempat produksinya, yaitu di daerat Jl. Karet saja.

Jadi kami yang kebetulan bertempat tinggal di daerah dekatnya, maka ketika saya pulang kampung saya sering membelinya untuk dinikmati bersama-sama keluarga sekedar mengobati kangen pada makanan khas kotaku, dan yang mungkin menjadi sangat berarti dan terkesan spesifik maka Getuk ini dipakai oleh para Blogger Magelang yang tergabung dalam PENDEKAR TIDAR sebagai tema / nama bagi suatu acara yang dilaksanakan, dan untuk pertama kalinya acara GETHUKAN ini akan dilaksankan pada tanggal 2 Januari 2010. Selamat ber GETHUKAN semoga acara ini akan menambah pengalaman, wawasan dan perkawanan yang positif, selamat sedulur......!!!

26/12/09

Sajian Lawas Penggugah Selera



Kalau anda kebetulan ke Magelang dan ingin sekali menikmati jajanan makanan yang hangat-hangat pasti banyak orang akan menyarankan untuk menikmati makan ronde, ya ronde........minuman khas penghangat badan, dan kalau anda bertanya dimana terdapat ronde yang cukup terkenal di kota Magelang maka, banyak orang akan menyarankan anda untuk menikmati ronde Nanggulan.
Ronde Nanggulan ini sejak jaman kecil saya sudah populer seantero Magelang, bahkan banyak orang belum merasakan menikmati ronde kalau belum menikmati ronde di Nanggulan ini. Ronde ini dinamakan ronde Nanggulan karena warung ronde ini ada di jalan yang dulunya namanya Jl. Nanggulan, tetapi sekarang Jalan ini bernama Jalan Medang.
Bertempat di Jl. Medang No.6A, warung ini menyediakan menu andalannya yaitu Ronde, Sate Pisang dan Tahu Bacem.



Jadi kalau anda kebetulan berada di Magelang atau pulang kampung, pastikan untuk menikmati minuman wedang ronde Nanggulan, sebab selain anda akan merasakan badan anda hangat karena telah menyeruput minumnan ini, juga karena anda telah menikmati sajian lawas penggugah selera.

23/12/09

Tempat Jajan Es Di Magelang

Kalau anda merasa orang Magelang dan mempunyai kesukaan menjajal berbagai minuman, khususnya es, saya punya 2 tempat  untuk menambah daftar tempat jajan saudara,yaitu : 1. Rumah Makan Es Eny yang berlokasi di Jl. Jenggolo No. 26-Magelang Telp. 0293-364542. Rumah makan ini selain menyediakan berbagai macam makanan yang lumayan komplit juga, menyediakan berbagai macam es yang menggugah selera, dengan memberi nama es yang disajikan dengan nama yang menarik, rumah makan ini sengaja ingin memanjakan para pengunjung dengan ber aneka macam es yang enak, lihat saja siang itu saya bisa menikmati : Es Keren dan Es terang Bulan.                  Dan yang 2 ini adalah warung es SEMANGGI, warung es ini sudah terhitung lama keberadaannya, dan warung ini namanya sudah melegenda di kalangan orang-orang perantauan asal magelang, bahkan sampai kini.

Meskipun warung es Semanggi ini sekarang letaknya tidak seperti dulu, menempati areal pojok sebuah super market, tapi keberadaanya masih dicari oleh pelangan-pelangan yang setia, lihat saja..ketika saya datang kesana dan ingin menikmati minuman klangenan ( Es Plered ) masih banyak orang-orang yang antri membeli. Memang tidak ada yang berubah dari es Semanggi ini, baik penampilan maupun cita rasa es yang disediakan... dan tentunya yang tak berubah adalah harganya yang murah.
Jadi sebagai melampiaskan klangenan saya akan masa jadul, saya selalu mencoba untuk datang di kedua tempat tadi, tapi sebenarnya masih banyak lagi rumah makan maupun warung es yang saat dulu populer dan sampai sekarang masih ada keberadaanya.
Apakah anda masih ingat dengan Depot/Cafe Cemara Dua yang lebih populer dengan sebutan Es CEMDU bagi anak-anak golongan muda, pastinya anda yang tinggal di Magelang dan megalami masa remaja, akan selalu ingat dengan cafe ini, namun karena sampai saat ini saya belum pernah mampir lagi, saya belum bisa banyak bercerita, lain kali aja ya ?.......... salam jelajah jajan dan nikmati keaneragaman jajanan kota kita, sebagai wujud kecintaan kita pada dunia kuliner.



Beradunya Kare Ayam dan Gulai Daun Singkong


Setelah minggu yang lalu lidah saya tersenggol dengan masakan pecel yang pedes di Jl. Pandegling, sore kemarin saya berkesempatan mencicipi menu makanan yang menurut saya adalah biasa, yaitu Kare Ayam.
Makanan ini saya dapatkan ketika saya tanpa sengaja menemukan sebuah warung yang cukup ramai oleh pelanggan di jalan sekitar sebelah selatan pasar Keputran.
Mencicipi Kare Ayam ini, seperti kebanyakan makanan bersantan, selalu terasa gurih dan ini juga terasa pada masakan ini, hanya saja dagingnya ketika digigit terasa empuk dan mudah untuk dikunyah dan tentu langsung mudah ditelan.
Kare di warung makan ini berisi selain seperti pada umunya yang kita lihat, ternyata masih ditambah dengan masakan daun singkong, juga dimasak santan dan, kalau menu ini ditambah dengan beberapa irisan timun akan terlihat cantik dan menggiurkan.
Apakah anda pecinta masakan bersantan, bolehlah makanan ini menjadi salah satu menu makanan hari ini, warung makan ini persisnya terletak di depan bekas gedung bioskop Keputran, seain tempatnya yang ada di pinggir jalan dan terkesan nylempit, tapi warung ini selalu ramai dengan pengunjung.

14/12/09

Kesegaran di Malam Hari

Seperti sudah diketahui banyak orang, Surabaya di hari-hari belakangan udaranya sangat panas, meski kadang-kadang di beberapa tempat di Surabaya sudah turun hujan, tapi di tengah kota seperti di tempat saya ini, Surabaya masih terasa panas, tidak hanya siang, malam haripun disini masih terasa sangat panas. Maka ketika saya dan mberencana keluarga keluar untuk menikmati malam minggu kemarin, saya, non dan anak-anak sepakat cari makanan yang ringan-ringan saja dan yang penting ada menu es nya, dan pilihan saat itu makan di Pizza Hut di Jl. Darmo. Berlima kita pesen Pizza Mead Lover serta Pizza Sosisole kemudian sebagian minumya adalah Red Italian Soda, Green Italian Soda dan Coca Colla. Karena ternyata  minuman ini berbau soda maka, ketika diminum rasanya sangat menyentuh dinding tenggorokan ini sehingga panasnya Surabaya aku jadi lupa. Makan Pizza dalam porsi besar sebanyak 2 pan dan hanya 4 orang, rasanya makanan itu menjadi lebih-lebih, sehingga kami berempat harus betul-betul tidak igin menyisakan makanan ini walau sepotong pun.
Makan Pizza dan minum bernuansa soda, apalagi di temani orang-orang tercinta........ah...bikin kenangan tersendiri.

Pecel pedasku....


Saya sebetulnya hanya ingin menikmati suasana minggu pagi dengan santai, ingin sekali sambil jalan saya bisa memfoto-foto bangunan kuno yang ada di tenga kota Surabaya ini.
Pagi itu saya sengaja bersepeda motor dengan harapan bisa menikmati suasana minggu dengan santai, sebab biasanya minggu pagi enak kalau jalan kita memakai sepeda atau sepeda motor, karena jalanan terasa sepi dan bisa dengan pelan menyusuri jalan-jalan dengan seperti yang kita mau.
Dari seputar air mancur perempatan jalan Gubernur Suryo sepeda saya arahkan ke selatan dengan tujuan ke jalan Darmo.
Sampai di perempatan Jalan Darmo dan Jalan Dr. Sutomo, ternyata jalan ditutup untuk pengendara sepeda motor dan mobil, arah ke selatan dari perempatan tersebut jalan ditutup dan hanya boleh dipergunakan untuk pejalan kaki dan sepeda onthel.Karena jalan ditutup dan saya memakai sepeda motor terpaksa kendaraan saya parkir dan saya menyusuri jalan ini dengan berjalan kaki dan menikmati jalan DR. Sutomo ini tanpa takut akan ditabrak kendaraan yang biasanya padat merayap melintasi jalan ini.
Selesai menikmati jalan-jalan pagi dan memotret beberapa bangunan kuno disana, saya kembali bersepada dan inginnya melintasi jalan Pandegiling dengan harapan saya dapat hunting bangunan-bangunan kuno yang ada.
Namun dasar dari rumah belum sarapan dan ketika melihat ada warung pecel yang saat itu kelihatan ramai pembeli, maka sayapun langsung merapat dan berhe ti didepan warung pecel ini. Saya pesan satu porsi pecel memakai daun [godong] pisang tidak pakai piring seperti pembeli-pembeli yang lain.
Setelah saya disuguhi pecel, langsung saya santap dan pada sendok pertama langsung mulut ini merasakan pedas dari pecel yang saya nikmati ini.
Baru kali ini saya menikmati makanan berbetuk pecel yang rasa pedasnya sangat mendominasi makanan ini. wah..... kalo pedes yang sedang-sedang saja tidak apa-apa, mungkin mulut ini bisa menerima, tapi pecel yang ini...wah, ampun......
Sehingga karena saya sudah kadung menikmati yang mau tak mau harus saya makan, meskipun akhirnya saya kalah juga, karena belum sampai pecel ini habis, saya terpaksa menyelsaikan pecel ini dengan menaruh sisa pecel ini di meja.
Setelah selesai saya menikmati pecel yang benar-benar pedas ini saya langsung ngacir, sebab saya btak ingin perut ini ada masalah dengan sudah masuknya bahan pedas ke perut saya, karena belum ada benda apapun yang sudah masuk sebelum menyantap pecel ini.
Tapi bagi temen-temen yang suka makanan pecel dan tentu dengan cita rasa pedas, bolehlah mencicipi pecel mBok Djoyo ini yang terletak di Jl. Pandegiling, baik mencicipi dengan tempat piring atau kalau ingin sensasi yang berbeda, temen bisa menggunakan daun pisang yang juga sudah disediakan disana, dan kalo ingin minumya gratis temen bisa ambil minum yang juga sudah disediakan disana, cuma ya teh hangat tawar tanpa gula.