22/02/11

Kupang Kraton, asli dari daerah asalnya

Sejak dulu saya penasaran dengan jenis makanan ini, bukan karena belum pernah makan, tapi saya belum bisa menemukan rasa yang pas dengan jelajah jajan saya, sering mencicipi makanan ini, apalagi kalau ke tempat-tempat yang dekat dengan laut pasti jenis makanan ini selalu ada, tetapi yah belum juga menemukan cita rasa yg benar-benar mak nyus.
Tetapi mungkin kali ini saya menemukan cita rasa yang lain dari yang pernah aku cicipi, seperti kupang dengan label kupang kraton yang ada di luar daerahnya, kali ini saya mendapatkan kupang lontong ini di tempat asal kupang lontong ini berada yaitu di daerah KRATON, satu Kecamatan di kota Pasuruan, tepatnya ada di pertigaan Kraton, Jl. Raya Surabaya-Pasuruan.
Selain makanan ini memiliki rasa yang berbeda ternyata harga kupang disini juga terhitung relatif sangat murah, seporsi kupang lontong yang lezat ini seharga Rp. 5.000,- , belum jika kita ingin menambah dengan sate kerangnya.

Yang membedakan lonton kupang ini dengan beberapa kupang lontong yang pernah saya coba, itu ada di beberapa bagian misalnya, bagian bumbunya, kalau yang selama ini saya ketahui, bumbu itu terdiri dari  petis udang dicampur dengan bawang goreng kemudian di ulek tapi, disini petis diganti dengan cairan yang terbuat dari sari kuoang dan dicampur dengan gula merah yang dimasak sedmikian rupa sehingga akan menghasilkan adonan yang berwarna cerah, tidak hitam / coklat tua seperti kebiasaan kita lihat, sehingga ketika sambal / adonan ini dicampur dengan kupang ditambah dengan lontong, hm....bener-bener rasanya lain karena bumbu tersebut beradu dengan kupang dengan lembut yang menghasilkan rasa yang spesial taste.

Ada satu bahan lagi yang lain dari lontong kupang Kraton dengan yang lain ini adalah lentho , gorengan ini terbuat dari kedelai yang dicampur dengan parutan kelapa dan dibentuk bulat-bulat seperti bola bekel kemudian digoreng, tentu ini beda dengan.....yang selama ini pernah ada, sehinga  dengan bahan yang berbeda otomatis rasanya juga berbeda.
sedang menikmati

Menikmati Kupang lontong di daerah aslinya memang akan membawa kita pada  pengalaman jelajah jajan yang lain dari makanan sejenis yang ada diluar daerah.
Itulah sore yang dengan tidak sengaja, lidah kami  dimanjakan dengan Kupang lontong yang betul-betul patut untuk dijelajahi.

Kupang Kraton BU NUR
Pertigaan Kraton
Jl. Raya Surabaya - Pasuruan
Pasuruan

13/02/11

B’ Pass Restauran, Mojokerto

Siang tadi teman-teman kerja berencana makan siang diluar, untuk ini sepakat kita makan di sebuah tempat makan yang ridak jauh dari tempat kerja dan tentu masih di kota Mojokerto.
Berlokasi di jalan By Pass Surabaya – Jombang rumah makan ini menurut hemat kami termasuk masih baru, ini bisa kita lihat disana sini masih ada perbaikan areal rumah makan ini.

Sampai di lokasi ini suasana kelihatan ramai, padahal menurut keterangan salah satu teman kami yang hampir tiap hari melewati depan lokasi ini mengatakan kalau hampir tiap hari tidak seramai siang hari ini, tanya sana sini ternyata hari itu rumah makan tersebut sedang digunakan untuk sebuah acara.

Memasuki areal rumah makan ini, hampir tidak jauh berbeda dengan  beberapa tempat rumah makan sejenis, selain sebagian ditata dengan bentuk klasik yaitu meja dan kursi juga sebagian ditata dengan konsep yang alami, yaitu lesehan.
Dan kami sengaja siang itu memilih tempat yang lesehan dengan alasan lebih nyaman dan lebih natural.


Akhirnya kami pesan beberapa makanan kesukaan kami masing-masing. Dan seperti yang sering kami temui bahwa makanan dan minuman yang disediakan disini tidak jauh-jauh dari menu yang selama ini aku lihat, Gurami goreng, bakar, sea food, dan lain-lain yang tentunya masih masakan Indonesia dan tentu cita rasanya juga demikian, tak jauh beda-beda amat.

B' Pass Restauran
Jl. Raya By Pass KM. 50 Mojokerto
Telp. 0321-6991945

09/02/11

Gudeg Yu Jum, Yogjakarta

Tulisan ini sebetulnya terlambat saya posting, cocoknya tulisan ini saya posting di blogku pada bulan Desember tahun 2010 kemarin ketika saya selesai menghadiri reuni teman-teman SMP dulu di acara Reuni  Lintang SMP Pendowo - Magelang,tangal 26-27 Desember, saat dimana semua ingetan dan beberapa foto masih hangat dari ingatan karena, saat itulah saya sempat mengunjungi kembali kota Jogja, namun karena sesuatu hal maka tulisan ini baru muncul pada bulan ini, tapi tak apa-apalah sekalian menghangatkan memori saya tentang jelajah jajan saya di kota tujuan wisata ini, Ngayogjakarto Hadiningrat.
Gudeng dalam pandangan orang-orang Jogja tak bedanya orang memandang awan, dimana-mana selalu ada gudeg tersaji disana, entah pagi, siang, bahkan malam haripun gudeg akan menjadi tradisi jogya bahwa sajian ini harus ada melengkapi nafas kota berjuluk " Kota Pelajar " ini.
Maka ketika siang itu kami tiba di Jogja, saya langsung mengajak teman saya yang kebetulan berada di Joga untuk menikmati makanan khas Jogja ini sekalian makan siang.
Saya sebetulnya tidak hafal betul dimana terdapat gudeng yang sangat "ampuh" di jogja ini, sebab hampir setiap pelosok mempunyai tempat penjual gudeg yang populer dan enak tentunya, tapi mungkin karena teman saya ini sudah lama tinggal di kota ini dan hafal betul dimana bisa mendapatkan menu gudeg yang benar-benar menyelera bagi kami, maka kami menuju ke tempat makan "Gudeg Yu Djum" kalau gak salah yang di kampung Wijilan.
Wijilan seperti dalam pengetahuan beberapa penggemar kuliner adalah kampung gudeg, sebab disini menurut teman saya banyak penjual gudeg kering yang khas Yogjakarta itu dan salah satunya ya warung makan yang saya kunjungi ini, gudeg Yu Djum ini menurut sahabat saya didirikan tahun 1946 setelah Gudeg Bu Slamet [gudeg pertama di Wijilan, 1942].

Tampak depan Gudeg Yu Djum

Penyuka jajan

Tidak seperti gudeg yang selama ini pernah saya jelajahi, gudeg Yu Djum ini adalah gudeng kering, tentu dengan rasa yang manis dan menurut saya inilah cita rasa gudeng yang "ampuh" itu.

 Gudeg yang aku pesan

Seperti pada gudeg yang ada, gudeg disini juga memiliki paduan yang khas dari sebuah masakan gudeg yaitu adanya nasi sambel goreng krecek dan tentu dengan telornya yang khas itu, hanya saja di gudeg yu Djum ini selain rasa pedasnya di dapat dari sayur sambel kreceknya juga disana disediakan lombok rebus/goreng untuk mendapatkan rasa pedasnya.

Cabe untuk yang suka pedas

Seperti rasa penasaran saya ketika melihat foto teman saya yang lebih dulu mencicipi gudeg Yu Djum , makan sambil ditemani alunan musik keroncong tua ternyata benar, ketika saya sedang asyik menikmati suguhan gudeg kering ini kami juga disuguhi alunan musik dengan beberapa lagu pop dan  peralatan sederhana dari alat-lat keroncong yang mendayu-dayu yang memang telah tersedia disana sehingga membawa kami pada suasana siang yang pas sehingga benar-benar menciptakan suasana yang Haujek soro ( enak banget ).

Tempat makan yang santai


Menikmati gudeg Yu Djum disiang hari, ditemani iram keroncong yang aduhai di tambah tempatnya yang benar-benar koyo neg omahe dewe ( seperti dirumah sendiri ), seakan tak ingin beranjak pulang meski perut sudah kenyang.

Nunggu gudeg
Juga untuk memuaskan rasa penasaran saya, sempat juga saya menuju ke ruang dapur tempat diamana gudeg legendaris ini diproses, tungku yang  masih tradisional dan menggunakan potongan kayu untuk memasaknya, inilah peralatan yang dari dulu terun temurun dipertahankan oleh pemilik gudeg Yu Djum ini agar hasil masakan yang diolah menghasilkan cita rasa yang melegenda.

Dapur

Sang pemilik
Tapi inget karena siang itu saya harus segera sampai di Magelang, amaka selepas makan siang itu kami melajutkan perjalanan pulang ke kotaku, kota penuh kenangan dan tentu kota tempat Emak dan Bapak berada.


Gudeg Yu Djum
Jl. Wijilan No. 31
Jogyakarta